Rayakan Kehidupan dan Ajaran Buddha Selama Hari Raya Waisak 2025

Bruce Li
May 01, 2025

Hari Raya Waisak juga dikenal dengan nama Buddha Jayanti, Buddha Purnima, atau Hari Buddha. Meskipun nama dan bentuk perayaannya berbeda, kehidupan dan ajaran Buddha yang luar biasa, penuh makna, tradisi, dan banyak hati, tetap tidak berubah.

Bagaimana semuanya menjadi seperti sekarang? Bagaimana negara-negara menghormati Hari Raya Waisak pada tahun 2025? Mari kita lihat lebih dekat bagaimana kehidupan Buddha dirayakan dengan cara yang paling bermakna tahun ini!

Hari Raya Waisak juga dikenal dengan nama Buddha Jayanti, Buddha Purnima, atau Hari Buddha.

Gambar oleh Valeriy Ryasnyanskiy di Pexels

 

Apa Itu Hari Raya Waisak?

Hari Raya Waisak adalah hari raya Buddha yang penting yang memperingati tiga peristiwa kunci dalam kehidupan Buddha: kelahiran, pencerahan (Bodhi), dan kematian (parinirvana) dari Gautama Buddha. Masing-masing menunjukkan bagian penting dari filosofi Buddha:

  • Kelahiran: Siddhartha Gautama lahir dalam keluarga kaya tetapi memilih untuk meninggalkannya untuk menemukan jawaban atas penderitaan hidup.
  • Pencerahan: Ia mencapai pencerahan saat bermeditasi di bawah pohon, memahami sifat penderitaan dan cara pembebasan darinya, yang kemudian ia bagikan kepada orang lain.
  • Kematian (Parinirvana): Kematian Buddha melambangkan akhir hidupnya di Bumi dan pencapaian nirwana, keadaan bebas dari penderitaan.

Patung Gautama Buddha

Foto oleh Kong Jun di Unsplash

 

Jutaan umat Buddha di seluruh dunia merayakannya, biasanya pada saat bulan purnama bulan lunar keempat (pada bulan Mei). Meskipun tanggal Hari Raya Waisak berubah setiap tahun karena didasarkan pada kalender lunar, biasanya jatuh antara April dan Juni. Mengetahui tanggal yang tepat penting agar umat Buddha dapat merencanakan perayaan mereka dan agar orang yang bukan umat Buddha tahu kapan hari raya itu.

Kata “Waisak” secara harfiah berarti “Vesākha” dalam bahasa Pali dan Sanskerta, yang merupakan nama bulan dalam kalender lunar tradisional. Itu berasal dari kata “Vesākha,” yang merujuk pada bulan purnama bulan tersebut. Waisak berarti merayakan tiga peristiwa kunci dalam kehidupan Buddha, seperti kelahiran, pencerahan, dan kematiannya, yang semuanya diyakini terjadi pada hari bulan purnama ini.

Anda Mungkin Juga Suka: Perjalanan Spiritual Tahun Baru Buddha

 

Kapan Hari Raya Waisak pada tahun 2025?

Hari Raya Waisak pada tahun 2025 akan jatuh pada tanggal 12 Mei, yaitu hari Senin.

Meskipun Waisak biasanya dirayakan pada saat bulan purnama di bulan Mei, tanggal pastinya berubah setiap tahun karena didasarkan pada kalender lunar, bukan kalender biasa. Beberapa negara, seperti Sri Lanka, Kamboja, dan Malaysia, merayakannya pada saat bulan purnama pertama bulan itu, sementara yang lain, seperti Thailand dan Singapura, merayakannya pada saat bulan purnama kedua.

 

Sejarah Waisak dan Kaitannya dengan Kehidupan Buddha

Asal-usul Waisak, salah satu hari raya terpenting dalam kalender Buddha, agak misterius karena teks-teks Buddha awal tidak memberikan banyak informasi.

Suatu waktu yang lama, ajaran Buddha menyebar ke berbagai negeri. Di Asia Selatan, seorang kaisar besar bernama Ashoka memeluk agama Buddha dan mengirimkan kebijaksanaannya ke mana-mana. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa pada masa pemerintahannya pada abad ke-3 SM, festival Waisak pertama kali menemukan jalannya ke Sri Lanka.

Berabad-abad berlalu, dan Waisak semakin penting, dirayakan oleh komunitas Buddha Theravada sebagai hari untuk menghormati kelahiran, pencerahan, dan wafat Buddha. Pada abad ke-5-6, sebuah kronik Sri Lanka yang disebut Mahavamsa mencatat salah satu penyebutan paling awal perayaan Waisak.

Seiring dengan menyebarnya agama Buddha di seluruh Asia, demikian pula Waisak. Berbagai wilayah seperti Thailand dan Myanmar biasa merayakan kesempatan ini dengan upacara kuil dan prosesi lilin, sementara Kamboja dan Laos merayakan dengan tindakan kemurahan hati dan bercerita. Melalui perang, dinasti, dan perubahan zaman, Waisak selalu menjadi tradisi penting, tetap hidup dan diwariskan selama bertahun-tahun.

Kemudian, pada abad ke-19, ketika Sri Lanka berada di bawah kekuasaan Inggris, agama Buddha berjuang untuk mempertahankan kepentingannya. Tetapi selama masa ini, sebuah kebangkitan dimulai, yang akan membentuk kembali cara Waisak dirayakan.

Para pemimpin Buddha melihat kesempatan untuk menyatukan komunitas, tidak hanya melalui doa, tetapi dengan perayaan publik. Waisak kemudian menjadi pernyataan kuat identitas Buddha. Jalan-jalan diterangi lentera, prosesi yang meriah memenuhi desa-desa, dan orang-orang menyebarkan kebaikan melalui perbuatan baik. Apa yang dulunya hanya peringatan sederhana kehidupan Buddha menjadi simbol kebanggaan budaya, ketahanan, dan pembaruan spiritual dalam menghadapi kekuasaan kolonial.

Seiring dengan perubahan dunia modern, Waisak terus membimbing komunitas Buddha di seluruh dunia. Kemudian, pada tahun 1950, Persekutuan Buddhis Dunia (World Fellowship of Buddhists) berkumpul dan secara resmi mengakui Waisak sebagai hari raya internasional. Hampir lima puluh tahun kemudian, pada tahun 1999, Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyatakan Waisak sebagai peringatan sedunia.

Persekutuan Buddhis Dunia berkumpul dan secara resmi mengakui Waisak sebagai hari raya internasional.

Buddhika Sanjeewa21, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

 

Dari zaman kuno hingga saat ini, Waisak hanya semakin kuat dan mengambil banyak bentuk—lentera bercahaya mengapung di malam hari, doa damai di kuil, dan tindakan kebaikan yang dibagikan di antara komunitas. Sungguh luar biasa memikirkan bagaimana satu festival telah bertahan melewati zaman, membawa ajaran Buddha yang tidak berubah dari generasi ke generasi!

 

Bagaimana Waisak dirayakan di berbagai negara

Waisak dirayakan dengan cara yang berbeda di berbagai negara karena ada banyak tradisi Buddha yang berbeda:

Asia Selatan

Di Nepal, disebut “Buddha Jayanti” dan berlangsung pada saat bulan purnama di bulan Hindu Vaisakha. Orang-orang berkumpul untuk upacara di situs-situs penting seperti Lumbini, tempat Buddha dilahirkan, dan Swayambhu, sebuah kuil khusus.

Di Sri Lanka, Waisak adalah hari libur nasional. Ini adalah waktu ketika orang-orang menghiasi rumah dan jalanan mereka dengan lampu-lampu terang dan dekorasi berwarna-warni. Banyak orang juga melakukan perbuatan baik, seperti berdonasi untuk amal dan bergabung dalam nyanyian atau doa keagamaan. Selama Waisak, banyak yang memilih untuk menghindari minum alkohol dan makan daging sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat dan mengikuti ajaran Buddha.

 

Saat merayakan Waisak di Asia Tenggara, penting untuk tetap aman saat menikmati perayaan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan Yoho Mobile eSIM. Ini memungkinkan Anda tetap terhubung dengan informasi lokal dan menghubungi keluarga atau layanan darurat tanpa bergantung pada Wi-Fi.

Tetap terhubung dan aman, apakah Anda sedang menjelajah atau bergabung dalam perayaan Waisak di seluruh wilayah.

Bepergian, Merayakan, Tetap Terhubung Dengan Yoho Mobile

Gunakan Yoho Mobile eSIM dan ucapkan selamat tinggal pada biaya roaming dan kartu SIM.

Tetap terhubung, di mana pun Anda berada!

Diskon Eksklusif 12% Dengan YOHO12
Dapatkan eSIM Anda Sekarang
Bergabunglah dengan lebih dari 1 juta pelanggan di seluruh dunia | Nilai 4.8/5 di Trustpilot

 

Asia Tenggara

Di negara-negara seperti Thailand, Laos, dan Indonesia, Waisak mengikuti kalender lunar Tionghoa, jadi tanggalnya berubah setiap tahun, tetapi selalu jatuh pada hari ke-14 atau ke-15 bulan keempat tahun lunar. Selama festival, orang biasanya pergi ke kuil untuk berdoa dan memberi hormat. Mereka juga menyalakan lentera sebagai bagian dari tradisi, yang melambangkan penyebaran cahaya dan energi baik.

Thailand merayakan Visakha Bucha, hari raya Buddha yang penting. Pada hari ini, orang pergi ke kuil untuk memberikan persembahan kepada Buddha, seperti bunga, dupa, atau makanan, atau bergabung dalam prosesi, di mana mereka berjalan berkelompok mengelilingi kuil. Banyak yang mengenakan pakaian putih untuk melambangkan kemurnian dan kebersihan spiritual. Ini adalah waktu yang damai dan reflektif bagi umat Buddha, khususnya di Thailand.

Di Malaysia, dirayakan pada saat bulan purnama pertama di bulan Mei. Namun, di Singapura, dirayakan pada saat bulan purnama kedua, yang bisa jatuh pada bulan Mei atau Juni, tergantung pada kalender lunar.

Hari Raya Waisak memegang peranan penting bagi umat Buddha di Singapura, di mana ini adalah hari libur nasional. Ini adalah hari untuk refleksi spiritual, melakukan perbuatan baik, dan berkumpul sebagai komunitas. Umat Buddha sering mengunjungi kuil di pagi hari, di mana mereka mengambil bagian dalam upacara, mengibarkan bendera Buddha, dan menyanyikan lagu pujian. Mereka juga membawa persembahan seperti bunga, lilin, dan dupa sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat dan mengingatkan diri bahwa hidup itu singkat dan selalu berubah. Umat Buddha percaya bahwa melakukan perbuatan baik pada Hari Raya Waisak melipatgandakan pahala mereka, jadi mereka mungkin mendonorkan darah, mengunjungi orang tua, atau melakukan tindakan kebaikan lainnya.

Beberapa orang memilih untuk makan makanan vegetarian untuk mendorong tanpa kekerasan. Tradisi Buddha yang berbeda memiliki cara tersendiri dalam mempraktikkan ini, seperti ritual “tiga langkah, satu sujud” yang dilakukan oleh umat Buddha Mahayana atau mempersembahkan nasi dalam susu oleh umat Buddha Theravada. Hari ini biasanya diakhiri dengan prosesi lilin untuk menunjukkan rasa hormat terhadap ajaran Buddha.

Hari Raya Waisak memegang peranan penting bagi umat Buddha di Singapura, di mana ini adalah hari libur nasional.

Dorje tenzin, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

 

Di mana mereka merayakan Hari Raya Waisak di Singapura

Di Singapura, Hari Raya Waisak dirayakan di berbagai kuil Buddha, dan masing-masing memiliki upacara, sesi meditasi, atau pertunjukan budaya sendiri untuk menandai hari tersebut.

  • Biara Kong Meng San Phor Kark See, yang terletak di Bright Hill Road, adalah kuil Buddha besar yang mengadakan berbagai upacara, seperti ritual “tiga langkah, satu sujud”. Ia juga menyelenggarakan pameran makanan vegetarian dan lokakarya kesadaran bagi pengunjung, menawarkan pengalaman yang damai dan spiritual.

Biara Kong Meng San Phor Kark See, yang terletak di Bright Hill Road, adalah kuil Buddha besar yang mengadakan berbagai upacara, seperti ritual

Tony Hisgett dari Birmingham, UK, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons

 

  • Kuil & Museum Relik Gigi Buddha berada di Chinatown, dan ini adalah tempat khusus untuk perayaan Waisak, mendapatkan berkah, dan mempersembahkan lampu, ada Festival Pemandian Buddha, yang bisa berlangsung selama beberapa hari. Anda juga dapat membeli lentera untuk festival yang dimaksudkan untuk membawa kemakmuran.

Kuil & Museum Relik Gigi Buddha berada di Chinatown, dan ini adalah tempat khusus untuk perayaan Waisak

Mike Cartmell dari Singapura., CC BY 2.0, via Wikimedia Commons

 

  • Kuil Lian Shan Shuang Lin, yang terletak di Toa Payoh Rise, adalah biara Buddha tertua di Singapura dan telah ada selama lebih dari 100 tahun. Ini adalah tempat yang damai dan bersejarah yang dianggap sebagai Monumen Nasional.

Kuil Lian Shan Shuang Lin, yang terletak di Toa Payoh Rise, adalah biara Buddha tertua di Singapura dan telah ada selama lebih dari 100 tahun.

pengguna wikipedia TteckK, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons

 

Asia Timur

Di Jepang, perayaan Waisak disebut “Hanamatsuri.” dan dirayakan pada tanggal 8 April, mengikuti kalender Gregorian. Salah satu tradisi utama adalah menuangkan teh manis, yang disebut “amacha,” di atas patung Buddha untuk melambangkan pembersihan pikiran dan menunjukkan rasa hormat kepada Buddha.

Di Korea Selatan, Ulang Tahun Buddha, atau Waisak, dirayakan pada hari ke-8 bulan keempat kalender lunar. Perayaan ini menampilkan festival lentera, di mana orang-orang menyalakan lentera berwarna-warni untuk melambangkan pencerahan dan kuil-kuil memberikan makanan gratis kepada pengunjung.

Di Asia Timur, sebagian besar umat Buddha Mahayana tinggal di negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea, Taiwan, Vietnam, dan Mongolia. Ada juga komunitas Mahayana di tempat-tempat seperti Nepal, Bhutan, dan beberapa bagian Asia Tenggara. Umat Buddha Mahayana merayakan Waisak dengan berfokus pada kebaikan, kesadaran, dan pertumbuhan spiritual. Mereka mempersembahkan bunga, dupa, dan lilin, melepaskan hewan, dan menghindari makan daging. Orang-orang mengenakan pakaian putih untuk melambangkan kemurnian, melafalkan kitab suci Buddha, dan bermeditasi. Mereka juga berpartisipasi dalam kegiatan seperti memandikan patung Buddha, menghiasi kuil, dan bergabung dalam prosesi, yang umum di seluruh Asia. Tindakan kebaikan, seperti berdonasi, menjadi sukarelawan, dan berbagi makanan, didorong untuk mendapatkan karma baik.

 

Hal yang Dapat Dilakukan di Singapura pada Hari Raya Waisak

Jika Anda berada di Singapura untuk Hari Raya Waisak, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk bergabung dalam perayaan:

  • Kunjungi Kuil: Kuil menjadi sangat ramai selama Hari Raya Waisak. Anda dapat melihat upacara seperti pengibaran bendera Buddha dan menyanyikan lagu pujian. Beberapa kuil yang bagus untuk dikunjungi adalah Biara Kong Meng San Phor Kark See dan Kuil Relik Gigi Buddha.
  • Persembahkan Bunga dan Lilin: Ketika Anda mengunjungi kuil, adalah hal yang umum untuk membawa persembahan seperti bunga, lilin, dan dupa. Persembahan ini mewakili gagasan bahwa hidup selalu berubah, dan ini adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat dan kesadaran. Bunga melambangkan keindahan dan ketidakkekalan, sementara lilin dan dupa melambangkan cahaya dan kehangatan.

 Ketika Anda mengunjungi kuil, adalah hal yang umum untuk membawa persembahan seperti bunga, lilin, dan dupa.

Gambar oleh vecstock di Freepik

 

  • Saksikan Pemandian Buddha: Di banyak kuil, ada tradisi menuangkan air ke atas patung Buddha. Ini adalah cara menunjukkan rasa hormat dan melambangkan pembersihan, sering dilakukan sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat atau membawa keberuntungan.
  • Meditasi dan Melafalkan: Anda dapat berpartisipasi dalam sesi melafalkan dan meditasi untuk membantu menenangkan pikiran, merenung secara spiritual, dan menemukan kedamaian batin.
  • Lakukan Perbuatan Baik: Ada kepercayaan umum bahwa melakukan perbuatan baik dapat membawa karma baik. Anda dapat berkontribusi dengan membantu orang lain, seperti berdonasi kepada mereka yang membutuhkan atau mendonorkan darah. Cara lain untuk membantu adalah dengan mendonasikan mainan ke program “Buffet Mainan”, di mana Toys “R” Us akan mencocokkan donasi Anda dengan mainan tambahan untuk anak-anak yang sangat membutuhkannya.
  • Makan Vegetarian: Banyak orang memilih untuk makan makanan vegetarian sebagai cara untuk menghormati kehidupan dan mempraktikkan tanpa kekerasan. Dengan menghindari daging, mereka bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat kepada semua makhluk hidup dan mengikuti prinsip belas kasih dan kebaikan.
  • Lihat Lentera: Beberapa kuil mengadakan acara pelepasan lentera, di mana orang melepaskan lentera ke langit atau air. Ini adalah cara untuk melambangkan perolehan kebijaksanaan dan penyebaran cahaya, mewakili harapan dan kedamaian.

Lihat Lentera: Beberapa kuil mengadakan acara pelepasan lentera, di mana orang melepaskan lentera ke langit atau air.

Foto oleh Jenny Le di Unsplash

 

Tips Perencanaan Hari Raya Waisak

Hari Raya Waisak adalah kesempatan sempurna untuk istirahat atau menikmati acara lokal! Tips singkat ini dapat membantu Anda memanfaatkan hari libur semaksimal mungkin:

  • Pesan lebih awal untuk mendapatkan penawaran liburan terbaik: Pada tahun 2025 ini, Singapura memiliki 11 hari libur nasional, beberapa di antaranya memberikan Anda akhir pekan panjang, seperti Tahun Baru Imlek dan Hari Raya Waisak. Sangat pintar untuk memesan perjalanan dan akomodasi Anda jauh-jauh hari untuk mendapatkan harga dan ketersediaan yang lebih baik.
  • Staycation dan perjalanan sehari: Manfaatkan akhir pekan panjang untuk liburan singkat, seperti mengunjungi Pulau Sentosa atau Mandai Boardwalk. Ini sempurna untuk keluarga atau sekadar istirahat singkat yang santai.
  • Hal menyenangkan yang dapat dilakukan secara lokal: Lihat acara seperti Disney on Ice pada bulan Maret 2025 atau bergabunglah dengan lokakarya kreatif di New Bahru untuk beberapa aktivitas lokal yang menyenangkan.
  • Bergabunglah dengan festival Singapura: Bergabunglah dengan festival seperti Deepavali atau Tahun Baru Imlek untuk merasakan kekayaan budaya dan tradisi Singapura.
  • Jelajahi tempat terdekat: Beberapa tujuan terdekat yang dapat dijelajahi: Di Desaru, Malaysia, Anda dapat bersantai di pantai, mencoba olahraga air, atau menjelajahi perkebunan buah, dan itu hanya dengan naik feri dari Changi. Cameron Highlands sempurna untuk liburan keluarga, menawarkan cuaca sejuk dan perkebunan teh yang indah. Jika Anda mencari campuran sejarah dan pantai, Hoi An di Vietnam adalah tempat pedesaan yang menawan, hanya perjalanan singkat dari Da Nang.
  • Hemat waktu dan uang: Saat merencanakan perjalanan internasional, pastikan untuk memeriksa jadwal feri dan persyaratan visa jauh-jauh hari untuk menghindari kejutan. Anda dapat menghemat uang dengan memilih opsi yang ramah anggaran seperti tur kelompok, yang biasanya lebih murah, atau tiket terusan wisata yang memungkinkan Anda mengunjungi beberapa atraksi dengan satu harga. Persiapan kecil ini dapat membantu menjaga perjalanan Anda lancar dan terjangkau.
  • Tetap Terhubung dengan eSIM: Jaga ponsel Anda siap untuk keadaan darurat dan akses data seluler selama Waisak 2025 ini. Menggunakan eSIM yang andal seperti Yoho Mobile eSIM memastikan Anda selalu terhubung, apakah Anda sedang bepergian atau menikmati perayaan. Gunakan kode YOHO12 saat checkout untuk diskon 12%!
Iklan eSIM

Tetap Terhubung, Cara Anda.

Sesuaikan paket eSIM Anda dan hemat hingga 99% biaya roaming di seluruh dunia

 

 

FAQ tentang Hari Raya Waisak

Mengapa Hari Raya Waisak berbeda di Malaysia dan Singapura?

Hari Raya Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda di Malaysia dan Singapura karena mereka menggunakan kalender lunar yang berbeda. Malaysia mengikuti kalender lunar Hindu-Buddha dan merayakannya pada bulan purnama pertama di bulan Mei. Singapura, di sisi lain, menggunakan kalender lunar Tionghoa dan merayakannya pada bulan purnama kedua bulan Visakha. Itulah sebabnya tanggal Waisak di Malaysia dan Singapura berbeda, meskipun hari raya tersebut memiliki makna yang sama di kedua negara.

Apakah Hari Raya Waisak hari libur nasional di Singapura?

Ya, Hari Raya Waisak adalah hari libur nasional di Singapura, dirayakan untuk menghormati kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha. Ini menjadi hari libur resmi pada bulan Juni 1955. Pada hari ini, kuil dihias, dan umat Buddha berkumpul untuk berdoa dan memberikan persembahan. Beberapa juga melakukan perbuatan baik dan makan makanan vegetarian.

Apakah Hari Raya Waisak sama dengan Tahun Baru Buddha?

Hari Raya Waisak tidak persis sama dengan Tahun Baru Buddha, meskipun keduanya saling terkait. Hari Raya Waisak merayakan kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha, dan ini adalah salah satu hari raya Buddha yang paling penting. Tahun Baru Buddha, di sisi lain, dirayakan pada waktu yang berbeda di berbagai negara, tergantung pada kebiasaan setempat. Jadi, meskipun kedua hari raya tersebut menghormati Buddha, keduanya berfokus pada bagian kehidupan yang berbeda dan terjadi pada waktu yang berbeda dalam setahun.

Apakah toko buka pada Hari Raya Waisak di Singapura?

Sebagian besar toko di Singapura tetap buka pada Hari Raya Waisak, jadi Anda masih dapat mengunjungi atraksi dan makan di restoran tanpa banyak masalah. Namun, beberapa toko mungkin tutup lebih awal, dan tempat-tempat yang terkait dengan acara keagamaan mungkin tutup. Sebaiknya periksa kembali jam buka sebelum berangkat.